10 Bangunan Bersejarah di Bandung Ini Punya Banyak Historis
Sejarah sangat menarik untuk diulik dan dipelajari. Kota Kembang, Bandung pun memiliki banyak historis peninggalan zaman kolonial Belanda sampai penjajahan Jepang. Banyak peristiwa-peristiwa penting terjadi di kawasan Bandung ini. Salah satu yang mungkin terkenal ialah peristiwa Bandung Lautan Api, dimana masyarakat berusaha mempertahankan wilayahnya. Akibat peristiwa tersebut, kini di Bandung terdapat Monumen Bandung Lautan Api untuk mengenang sejarah.
Selain Monumen Bandung Lautan Api, terdapat 9 tempat lain yang dikategorikan sebagai bangunan bersejarah di Bandung. Melalui artikel ini, Cove akan membahas sekaligus memberikan tempat rekomendasi wisata bersejarah lewat bangunan-bangunan yang berdiri di Kota Kembang, Bandung. Jangan sampai kelewatan, simak terus kelanjutan artikel berikut ini! Siapa tahu setelah membaca artikel ini kamu jadi tertarik mempelajari sejarah lewat bangunan bersejarah di Bandung. Check this out!
10 Bangunan Bersejarah di Bandung
1. Gedung Sate
Bangunan bersejarah di Bandung yang paling terkenal dan ikonik ialah Gedung Sate. Dahulu gedung ini digunakan sebagai Gouvernment Bedrijven atau Pusat Instansi Pemerintahan di masa kolonial Belanda. Dinamakan Gedung Sate karena di atapnya terdapat bentuk tusuk sate yang sangat ikonik. Kini, Gedung Sate dimanfaatkan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat.
Nah, kamu bisa menikmati kemegahan Gedung Sate dari luar pagar karena di dalamnya telah difungsikan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Jadi, tidak sembarang orang bisa masuk. Namun, kamu tetap bisa berkunjung ke Museum Gedung Sate dengan melewati Pintu Gerbang Timur. Museum Gedung Sate dikemas lebih modern agar setiap masyarakat bisa mempelajari sejarah mengikuti masanya. Terdapat fasilitas seperti, Augmented Reality, Virtual Reality, Proyeksi 3D, dan teater.
Jam Buka: Selasa - Minggu (09.30 - 16.00)
Tiket Masuk: Rp5.000
2. Museum Kantor Pos
Berjalan sedikit dari Gedung Sate, kamu akan menemukan bangunan bersejarah Museum Kantor Pos. Berdiri sejak zaman Hindia Belanda pada tahun 1933, tempat ini menyimpan banyak sejarah yang berkaitan dengan surat-menyurat, berkirim pesan, serta perkembangan pos di Indonesia.
Sebagai pengunjung, kamu bisa melihat berbagai macam perangko dari berbagai penjuru dunia, termasuk perangko pertama di dunia. Selain itu, ada koleksi lain yang berkaitan dengan pos, seperti timbangan surat, lukisan, hingga informasi terkait tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam pos Indonesia. Museum Kantor Pos di Bandung turut memamerkan bagaimana surat emas di masa jaya kerajaan nusantara yang ditujukan kepada Jenderal Belanda. Surat-surat ini merefleksikan bagaimana di masa lampau kerajaan berkomunikasi dengan para penjajah, terutama Belanda.
Jam Buka: Senin - Jumat (09.00 - 15.00)
Tiket Masuk: Gratis
3. Gedung Indonesia Menggugat
Bangunan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi di dalamnya menyimpan banyak sekali sejarah. Pernah mendengar soal tempat ini? Gedung Indonesia Menggugat termasuk ke dalam salah satu bangunan bersejarah di Bandung, khususnya dalam bidang peradilan di zaman penjajahan. Bangunan ini awalnya merupakan rumah milik warga Belanda, kemudian pada tahun 1917 dialihkan menjadi Pengadilan Pemerintah Belanda. Beberapa tokoh penting pernah diadili di Gedung Indonesia Menggugat akibat pemberontakan, di antaranya ialah Soekarno, Maskoen, dan Sartono.
Di dalam peristiwa peradilan tokoh pahlawan tersebut terjadi perlawanan. Oleh karena itu, untuk mengenang peristiwa tersebut Pengadilan Pemerintah Belanda diubah namanya menjadi Gedung Indonesia Menggugat. Peristiwa tersebut sekaligus menjadi salah satu jejak sejarah Indonesia yang terjadi di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Gedung Indonesia Menggugat pun pernah beberapa kali dialihfungsikan menjadi Kantor PMI (1947 - 1949), Kantor KPP Pusat (1949 - 1953), Kantor Perjalanan dan Kas Otonom Bagian Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (1953 - 1970), dan Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (1970 - 2002). Namun, kini bangunan bersejarah tersebut ditetapkan sebagai destinasi wisata sejarah, yakni Gedung Indonesia Menggugat.
Jam Buka: Senin - Jumat (08.00 - 17.00)
Tiket Masuk: Gratis
4. Gedung Merdeka
Banyak sekali peristiwa penting yang terjadi di Bandung pada saat Indonesia masih berusaha merdeka. Salah satu saksi bisu perjuangan tersebut ialah Gedung Merdeka. Gedung ini menjadi tempat pelaksanaan peristiwa bersejarah di tahun 1955, yakni Konferensi Asia-Afrika.
Arsitek dari Gedung Merdeka ialah Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker, dua orang guru besar Sekolah Teknik Tinggi (sekarang ITB) pada masa penjajahan Jepang. Gedung Merdeka sendiri memiliki luas 7500 m2. Gedung ini memiliki nuansa art deco dengan sentuhan megah lewat marmer buatan Italia, tak ketinggalan pencahayaan mewah melalui lampu-lampu kristal yang menggantung.
Jam Buka: Senin - Jumat (08.00 - 16.00)
Tiket Masuk: Gratis
5. Museum Konferensi Asia Afrika
Nah, sebelumnya sudah membahas mengenai Gedung Merdeka, di dalam gedung tersebut terdapat salah satu museum yang boleh kamu jadikan destinasi wisata sejarah. Konferensi Asia Afrika merupakan momen penting dalam dunia politik di Indonesia sekaligus menampakkan diri di depan negara Asia-Afrika lainnya.
Di Museum Konferensi Asia Afrika, kamu dapat melihat kilas balik momen bersejarah Indonesia dalam mengadakan konferensi Internasional. Konferensi Asia Afrika ini telah melahirkan Dasasila Bandung sebagai pedoman negara-negara jajahan memperjuangkan kemerdekaannya. Museum ini memiliki fasilitas berupa ruang pameran permanen yang menampilkan dokumentasi KAA tahun 1955, ruang audio visual, riset dan aktivitas, serta ruang perpustakaan.
Jam Buka: Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu (09.00 - 16.00)
Tiket Masuk: Gratis
6. Monumen Bandung Lautan Api
“... sekarang sudah menjadi lautan api, mari bung rebut kembali…” lagu tersebut kerap dinyanyikan saat sekolah. Sebagian besar dari kamu pun pasti familiar dengan lagu Halo-Halo Bandung tersebut. Ternyata, lagu tersebut memiliki bangunan bersejarahnya di Bandung, loh, yakni Monumen Bandung Lautan Api.
Monumen Bandung Lautan Api dibangun untuk mengenang peristiwa perlawanan masyarakat Bandung untuk mempertahankan wilayahnya dari kedatangan tentara sekutu dan NICA. Pada saat itu, rakyat diminta oleh Belanda untuk mengosongkan wilayah Bandung. Namun, rakyat bersikeras mempertahankan wilayah Bandung dan berakhir dengan membakar seluruh rumah agar tidak bisa diambil alih oleh para sekutu. Peristiwa perlawanan tersebut kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
Monumen ini memiliki desain yang sangat menggambarkan peristiwa membumihanguskan Bandung pada masa itu. Berdesain patung dengan bentuk kobaran api menyala pada ujungnya dan memiliki tiga penyangga untuk menambah kegagahan dari bentuk Monumen Bandung Lautan Api. Disekelilingnya terdapat kolam dan pagar agar Monumen Bandung Lautan Api bisa tetap terawat dan tidak dirusak fasilitasnya. Kamu bisa datang ke Jalan BKR Ciateul untuk melihat secara langsung penampakan dari Monumen Bandung Lautan Api.
Jam Buka: Senin - Minggu (24 jam)
Tiket Masuk: Gratis
7. Masjid Raya Bandung
Masjid Raya Bandung bukan sekadar tempat ibadah, melainkan termasuk ke dalam salah satu bangunan bersejarah di Bandung. Masjid ini dibangun sejak tahun 1812 dengan bentuk sederhana berupa rumah panggung tradisional. Seiring berjalannya waktu, Masjid Raya Bandung berkali-kali mendapatkan renovasi hingga akhirnya bisa berdiri megah seperti saat ini.
Salah satu daya tarik dari Masjid Raya Bandung ialah bagian bangunan berupa Menara Kembar. Menara ini digunakan untuk melantunkan panggilan azan, tetapi para pengunjung juga bisa menaikinya menggunakan lift yang disediakan untuk menikmati pemandangan sekitar. Selain itu, Masjid Raya Bandung ini tergabung dengan area Alun-Alun Bandung. Kamu bisa menikmati momen santai di area Alun-Alun Bandung sambil bermain bersama sahabat atau keluarga. Di sekitarnya pun terdapat para pedagang yang menjajakan dagangannya baik berupa makanan, minuman, ataupun mainan tradisional.
Jam Buka: Senin - Minggu (24 jam)
Tiket Masuk: Gratis
8. Observatorium Bosscha
Mempelajari alam semesta dan langit sangat menarik dan menambah wawasan. Di Bandung, kamu dapat menemukan observatorium astronomi pertama di Indonesia. Bangunan bersejarah ini diresmikan pertama kali pada 1923 atas insiasi dari K.A.R Bosscha dan Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging. Berkat inisiasi tersebut, Observatorium Bosscha menjadi salah satu observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara. Observatorium hadir untuk meneliti bagaimana pergerakan benda-benda langit dan pengaruhnya terhadap bumi. Saat ini Observatorium Bosscha berada di bawah naungan FMIA Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di dalam Observatorium Bosscha, terdapat 9 jenis teleskop berbeda dengan fungsi beragam untuk melihat benda langit sesuai jenisnya. Nah, kalau kamu menyadari, Observatorium Bosscha ini pernah menjadi latar dalam film anak-anak Petualangan Sherina di tahun 2000, loh! Kamu dapat berkunjung ke Observatorium Bosscha baik secara individu maupun berkelompok. Para pengunjung berkesempatan untuk mengunjungi Teleskop Besar Zeiss dan melihat bagaimana kerja dari teleskop tersebut dalam menangkap benda langit dengan jarak dekat.
Untuk berkunjung ke Observatorium Bosscha, lebih dianjurkan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu. Ini karena kapasitas dari Observatorium Bosscha terbatas. Kunjungan pun terbagi atas dua sesi, yakni siang dan malam. Sementara itu, tiket masuk ke Observatorium Bosscha cukup terjangkau, pengunjung hanya perlu membayar sekitar Rp15.000 - Rp20.000 sekali masuk.
Jam Buka: Selasa - Jumat (09.00 - 14.30) dan (17.00 - 20.00), Sabtu (09.30 - 14.00) dan (17.00 - 20.00)
Tiket Masuk: Rp15.000 - Rp20.000
9. Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Pada tahun 1910-1915, bangunan bersejarah ini merupakan tempat tinggal para Perwira Belanda. Kemudian, seiring berjalannya waktu gedung ini dialihfungsikan menjadi museum, tepatnya di tahun 1966. Museum Mandala Wangsit Siliwangi menyimpan koleksi senjata serta peralatan perang pada saat Jepang menjajah Indonesia. Tak hanya itu, dahulunya tempat ini menjadi markas persembunyian Pasukan Siliwangi dari pasukan Jepang.
Selain yang berkaitan dengan perang, Museum Mandala Wangsit Siliwangi pun turut menghadirkan lukisan yang menggambarkan sistem romusha di zaman Jepang, peristiwa Bandung Lautan Api, serta koleksi busana milik Ki Hajar Dewantara.
Jam Buka: Senin - Sabtu (08.00 - 14.00)
Tiket Masuk: Rp10.000
10. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Lebih kenal dengan sejarah Kota Bandung lewat Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau Monju. Monju diresmikan pada tahun 1995, lokasi monumen ini berhadapan langsung dengan kantor Gubernur Jawa Barat, yakni Gedung Sate. Berdiri di atas lahan seluas 72.040 m2, monumen ini punya desain berbentuk bambu runcing yang kerap jadi senjata tradisional di masa perjuangan, serta sentuhan arsitektur modern.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat memiliki relief yang menceritakan bagaimana sejarah rakyat Jawa Barat mulai dari zaman kerajaan, pergerakan, kemerdekaan, sampai dengan masa mempertahankan kemerdekaan dari para penjajah. Di dalamnya terdapat 7 diorama pada ruang pameran tetap. Tak hanya itu, Monju turut memiliki ruang audiovisual dan perpustakaan, sehingga memudahkan pengunjung dalam mencari informasi yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Jawa Barat.
Jam Buka: Senin - Jumat (08.00 - 16.00)
Tiket Masuk: Gratis
Baca Juga:
Kost Fasilitas Lengkap di Bandung
Cove di Bandung turut menghadirkan kost masa eksklusif masa kini yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kebutuhan harian para penghuninya. Dengan desain modern, kost ini mampu menambah kenyamanan tinggal. Selain itu, kamar kost dibuat full furnished dengan kasur, lemari, TV, nakas, serta meja kerja. Tak hanya itu, terdapat fasilitas bersama yang bisa digunakan oleh seluruh penghuni seperti dapur, lobby, dan lounge.
Harga mulai dari Rp1,6 juta per bulan.