5 Desa Wisata di Bali yang Terkenal di Kalangan Wisatawan
Salah satu aspek yang membuat Bali menarik untuk dikunjungi adalah adat istiadat dan kebudayaannya yang masih terjaga dengan baik. Masyarakat Bali begitu menjaga tradisi mereka secara turun-temurun. Hingga di beberapa desa adat, kebudayaan mereka cukup menarik banyak perhatian wisatawan. Hingga muncul banyak desa wisata di Bali yang ramai. Inilah alasan liburan di Bali memang tidak ada habisnya. Setiap sudut selalu memiliki keunikannya sendiri.
Liburan ke desa wisata di Bali memang bisa menjadi pilihan yang cukup menarik. Akan ada banyak hal baru yang bisa dipelajari di desa wisata tersebut, terutama tentang kebudayaan dan tradisi khas di setiap desa. Ingin tahu desa mana saja yang bisa jadi destinasi kamu selanjutnya? Ini dia 5 rekomendasi desa wisata di Bali yang terkenal di kalangan wisatawan!
5 desa Wisata di Bali
Desa Wisata Penglipuran
Desa Penglipuran adalah salah satu destinasi wisata favorit di Bali. Keunikan dari desa ini adalah tata ruangnya yang sangat rapi dan bersih. Di setiap rumah, ada tiga bagian bangunan yang tetap dijaga kelestariannya. Pertama, bagian pintu masuk atau angkul-angkul. Lalu bagian dapur tradisional. Terakhir ada bale saka enam. Semua masyarakat di Desa Penglipuran ini wajib menjaga keaslian bangunannya dan memakai atap bambu.
Desa Penglipuran memiliki struktur yang berundak. Hal ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mereka menjadikan desa ini sebagai tempat untuk berfoto. Lalu di depan rumah penduduk biasanya terpasang penjor-penjor yang menambah keindahan.
Dari sisi kebersihan, Desa Penglipuran wajib diacungi jempol. Bahkan desa ini mendapatkan predikat sebagai desa wisata paling bersih di dunia. Masyarakatnya sangat menjaga kebersihan di sekitarnya. Wisatawan bisa berfoto, melihat acara atau upacara adat masyarakat Desa Penglipuran, atau membeli souvenir asli buatan masyarakat Desa Penglipuran yang banyak dijual di sekitarnya.
Jam Buka: 06.30-18-30 WITA
Tiket Masuk: Rp30.000-Rp50.000
Desa Wisata Tenganan
Di Kabupaten Karangasem, ada satu desa wisata yang tidak kalah menarik, yaitu Desa Tenganan. Desa ini sangat mempertahankan rumah dan adat warisan dari leluhur yang sudah ada sejak lama sekali. Awig-awig atau aturan adat di desa Tenganan sangatlah dijunjung tinggi. Konon, awig-awig sudah ada sejak abad ke-11 dan hanya diperbaharui pada tahun 1842.
Jika kamu datang ke Desa Tenganan, dari jauh sudah terlihat deretan rumah adat yang masih terjaga keasliannya. Ini adalah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Untuk bisa masuk ke Desa Tenganan, kamu tidak akan dikenai biaya tiket masuk. Tetapi kamu bisa memberikan sumbangan seikhlasnya.
Pemandangan alam di sekitar Desa Tenganan masih sangat terjaga keasriannya. Sawah masih membentang hijau. Di sekitar rumah tradisional warga pun masih banyak penghijauannya. Binatang-binatang ternak seperti kerbau dibiarkan bebas. Suasana tenang akan kamu rasakan di desa ini.
Sambil merasakan ketenangan itu, kamu bisa sekaligus mempelajari budaya, adat, dan sejarah Desa Tenganan. Selain itu, kamu juga bisa membeli oleh-oleh di toko yang menjual berbagai kerajinan tangan warga desa seperti ukiran, lukisan, anyaman bambu, lukisan yang dibuat di atas daun lontar, kain gringsing, dan masih banyak lagi.
Jam Buka: 07.00-18.00 WITA
Tiket Masuk: Seikhlasnya
Desa Wisata Tigawasa
Ingin liburan di desa dengan suasana alam yang masih asri dan segar? Kamu bisa datang ke Desa Wisata Tigawasa di Buleleng, Bali. Desa ini ada di ketinggian 500-700 mdpl. Di sekitar desa, sawah dan kebun masih membentang dengan asri. Udara sejuk pun akan membuat suasana hati kamu baik.
Hal yang tidak boleh dilewatkan ketika datang ke Desa Tigawasa ini adalah menikmati kopi robusta. Biji kopinya dipetik langsung dari kebun para petani setempat. Sambil menikmati panorama alam perbukitan dari gardu pandang.
Setelah puas menikmati kopi, kamu bisa lanjut menjelajahi Desa Wisata Tigawasa yang indah. Ini adalah salah satu desa tua di Buleleng. Kamu bisa bercengkrama dengan masyarakat setempat sambil belajar tentang tradisi, adat, dan budaya yang ada di desa tersebut. Jangan lupa juga untuk membeli kerajinan tangan khas dari Desa Tigawasa, ya!
Salah satu tradisi unik di Desa Tigawasa adalah tidak ada pembakaran mayat dalam upacara ngabennya. Mayat di sana akan dibungkus dengan kain batik dan dikuburkan.
Jam Buka: 07.00-18.00 WITA
Desa Wisata Sidatapa
Desa tua lainnya yang ada di kawasan Buleleng adalah Desa Sidatapa. Desa ini berada di ketinggian 450 mdpl. Terdapat rumah adat kuno yang disebut Bale Gajah Tumpang Salu yang sudah dibangun sejak tahun 785 M dan masih berdiri kokoh sampai sekarang. Keunikan rumah ini menjadi salah satu daya tarik para wisatawan datang ke sini. Bangunannya membelakangi jalan dengan tembok yang terbuat dari tanah. Terdapat 12 tiang penyangga rumah memakai kayu. Beberapa bagian dalam dari Bale Gajah Tumpang Salu disebut Tri Mandala, dengan fungsi masing-masing, seperti ada ruang untuk kegiatan sehari-hari dan tempat sembahyang.
Sekitar 2 kilometer dari desa, ada Air Terjun Mapah. Lokasinya tepat di tengah hutan. Suasananya masih sangat asri. Jadi, kalau kamu wisata di Desa Wisata Sidatapa ini, tidak hanya wisata sejarah, budaya, dan keagamaan yang akan kamu dapatkan, tetapi juga wisata alam yang menenangkan hati serta pikiran. Jangan lupa juga untuk membeli kerajinan tangan masyarakat Desa Sidatapa untuk oleh-oleh.
Jam Buka: 07.00-18.00 WITA
Desa Cempaga
Terakhir, masih di kawasan Buleleng, ada satu lagi desa adat yang masih menjaga sejarah, tradisi, serta kebudayaan leluhurnya. Inilah Desa Cempaga yang dikenal memiliki tarian sakral. Di desa yang satu ini, kamu bisa menyaksikan tari jangkang, tari baris, tari rejang, dan tari pendet. Tarian ini biasanya diselenggarakan di Pura Desa Cempaga, namun hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
Desa ini juga memiliki upacara adat bernama Mecacar yang dilakukan di pura pada pukul 01.00 WITA pada upacara Galungan, upacara kuningan, dan Karya Agung Muayon. Jika liburan ke sini, kamu akan kenyang melihat berbagai kegiatan sakral. Selain itu, di sekitar Desa Cempaga juga pemandangan alamnya masih sangat asri dan terjaga. Udaranya bersih dan sejuk karena ada di dataran tinggi.
Jam Buka: 07.00-18.00 WITA
Itulah rekomendasi desa wisata di Bali yang bisa kamu jadikan list liburan. Keunikan desa di Bali menjadi poin plus tersendiri yang bisa menarik para wisatawan. Dengan liburan ke desa wisata di Bali, secara tidak langsung kita membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat. Kita pun turut melestarikan warisan budaya yang ada di Bali. Tertarik untuk liburan ke desa wisata Bali?