10 Patung Bali Terpopuler yang Jadi Ikon Warisan Budaya

10 Patung Bali Terpopuler yang Jadi Ikon Warisan Budaya
Patung Bali Terpopuler, photo by Unsplash/Connor

Pulau Dewata tidak hanya terkenal dengan pantai dan pemandangan alamnya yang indah, tetapi juga memiliki banyak tempat yang menjadi simbol budaya dan kaya akan sejarah. Salah satunya adalah patung-patung ikonik yang tersebar di berbagai sudut pulau ini, yang kemudian menjadi bagian dari daya tarik wisata budaya di Bali. Dari patung yang menggambarkan kisah para dewa hingga tokoh sejarah, masing-masing patung memiliki cerita yang unik dan sarat makna. Yuk, cari tahu lebih dalam tentang sepuluh patung Bali terpopuler yang menjadi ikon warisan tradisi berikut ini.

10 Patung Bali Terpopuler

1. Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Garuda Wisnu Kencana, photo by Kompas.com

Berbicara tentang patung Bali terpopuler belum lengkap rasanya jika tidak memasukkan Garuda Wisnu Kencana (GWK) ke dalam daftar. Pasalnya, GWK telah menjadi sebuah patung paling ikonik dan landmark terbesar yang berada di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali. Patung ini menggambarkan sosok Dewa Wisnu yang tengah menunggangi Garuda, yaitu burung mitologi dalam agama Hindu yang menjadi kendaraan bagi sang dewa. Dewa Wisnu adalah salah satu dari tiga dewa utama dalam kepercayaan Hindu yang dikenal sebagai Trimurti. Ia berperan sebagai pelindung dari kehancuran dan penguasa alam semesta. 

Dibuat oleh maestro asal Bali, I Nyoman Nuarta, patung ini memiliki tinggi mencapai 121 meter (termasuk pondasinya) dengan berat 4.000 ton yang terbuat dari material baja, tembaga, dan kuningan. Menjadikannya masuk ke dalam peringkat nomor 7 patung tertinggi di dunia. Nyoman Nuarta mulai mengusulkan pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada tahun 1989, yang kemudian diletakkan batu pertama pada 8 Juni 1997. Sayangnya, proyek pembangunan sempat dihentikan cukup lama karena adanya krisis moneter pada tahun 1997-1998, disusul masalah dana dan pengelolaan yang cukup kompleks. Namun setelah lama terbengkalai, akhirnya pembangunan GWK kembali dilanjutkan pada 2013 dan diresmikan pada 22 September 2018 oleh Presiden Joko Widodo.

2. Satria Gatotkaca

Satria Gatotkaca, photo by indonesiaasisee

Sekitar 400 meter dari Bandara Ngurah Rai terdapat patung Bali terpopuler, Satria Gatotkaca, yang menjadi salah satu atraksi budaya paling mudah dijangkau bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Patung ini menggambarkan sosok Gatot Kaca, seorang tokoh terhormat dalam dunia pewayangan yang dikenal sebagai ksatria gagah dan pemberani. Sebagai putra dari Bimasena, salah satu dari lima Pandawa, Gatot Kaca memiliki reputasi sebagai ksatria sakti mandraguna yang ahli terbang. Dia terkenal karena perannya dalam perang Bharatayudha, di mana dia dapat mengalahkan hampir semua musuhnya demi melindungi rakyat Kerajaan Pandawa.

Patung ini dibuat oleh seniman terkenal asal Ubud, I Wayan Winten, pada tahun 1993 untuk memperindah kawasan sekitar Bandar Udara Ngurah Rai. Materialnya terbuat dari beton bertulang yang menampilkan corak tradisi naturalistik ekspresionis dengan sentuhan Hinduisme. Menariknya, patung ini dirancang menyerupai kereta kencana yang ditarik oleh enam buah kuda, dengan Gatot Kaca yang berdiri megah di atas kepala kuda sambil membawa gada. Representasi ini bukan hanya sekadar seni, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai kepahlawanan yang diajarkan dalam kisah Gatot Kaca.

3. Patung Titi Banda

Patung Titi Banda, photo by denpasarkota.go.id

Patung Bali terpopuler lainnya adalah Patung Titi Banda yang merupakan ikon Kota Denpasar, Bali. Kamu bisa menemukan patung Titi Banda yang berdiri megah saat melintasi pertigaan Jl. Ida Bagus Mantra Bypass menuju Jl. Ngurah Rai Bypass yang merupakan jalur dari Denpasar menuju Gianyar. Didirikan di atas lahan seluas 50 are, Patung Titi Banda memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan dikelilingi oleh taman yang menambah keindahannya. Karya monumental ini merupakan hasil tangan dingin seniman I Wayan Winten dan dibangun dengan biaya mencapai Rp 5,4 miliar pada tahun 2014.

Filosofi di balik penciptaan Patung Titi Banda terinspirasi dari karya sastra tradisional Ramayana, yang menggambarkan perjuangan Sri Rama dalam melawan kejahatan saat harus menyelamatkan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana dan dibawa ke Negeri Alengka. Di bagian tengah patung terdapat tokoh Ramayana yang berdiri gagah dengan busur panah di tangan, dikelilingi oleh 18 prajurit kera, di mana lima di antaranya merupakan seorang panglima. 

Patung Titi Banda mengajarkan tentang nilai gotong royong dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh para prajurit kepada Rama, bahwa walaupun memiliki jumlah pasukan yang terbatas dan dihalau oleh banyak rintangan, mereka tetap setia mendampingi Rama dalam pencariannya untuk menemui Sinta. Nilai-nilai tersebut kemudian tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali untuk saling bekerja sama dalam mewujudkan memajukan daerahnya.

4. Patung Nakula Sahadewa

Patung Nakula Sahadewa, photo by TripAdvisor

Patung Nakula dan Sahadewa adalah salah satu simbol yang mengingatkan kita pada legenda Mahabharata. Berlokasi di Desa Adat Jimbaran, Badung, Bali, patung ini menjadi landmark menarik yang dibangun untuk mempercantik Jimbaran sebagai kota pariwisata. Patung ini menggambarkan karakter dua bersaudara Nakula dan Sahadewa yang cenderung tenang, dengan Nakula yang tampak memegang senjata gandewa dan panah padma. 

Patung ini dibangun pada tahun 2017 oleh seniman I Wayan Winten yang menghabiskan dana sekitar Rp1,5 miliar dan memiliki tinggi hingga 8 meter. Patung Nakula Sahadewa terpahat indah dengan dilengkapi air mancur, kolam, dan pencahayaan yang menciptakan suasana di sekitarnya terasa sejuk. Tak ketinggalan dengan konsep pertamanan asri yang semakin menambah daya tarik tempat ini. Pembangunan Patung Nakula Sahadewa juga merupakan persiapan dalam rangka menyambut pertemuan IMF World Bank yang diadakan pada November 2018 silam.

5. Kumbakarna Laga

Kumbakarna Laga, photo by Stephan Hartmann

Di tengah hamparan hijau Kebun Raya Bali yang luasnya mencapai 157,5 hektar, berdiri sebuah patung megah yang penuh daya tarik istimewa, yaitu Patung Kumbakarna Laga. Patung ini menjadi salah satu ikon patung Bali terpopuler yang tak hanya menarik perhatian karena ukurannya, tetapi juga karena kisah heroik yang dibawanya dari epos Ramayana. Terletak tepat di pusat jalan utama Kebun Raya Bali, Patung Kumbakarna tampak mencolok dengan posisinya yang strategis dan dikelilingi oleh pepohonan hijau. 

Patung yang diresmikan pada 15 Juli 1999 ini menghadirkan sosok gagah seorang Kumbakarna, yaitu adik dari Rahwana dalam mitologi hindu. Dalam patung tersebut, ia digambarkan tengah berperang melawan pasukan monyet yang dipimpin oleh Hanoman dan Sugriwa. Meski saudaranya, Rahwana, menculik Dewi Sinta, Kumbakarna sendiri tidak bertarung demi kejahatan. Namun ia berperang untuk membela tanah airnya dengan penuh sikap kesatria. 

Tampak tubuh Kumbakarna dikerubungi oleh monyet-monyet kecil yang berusaha memanjat tubuhnya, sementara ekspresi wajahnya terlihat melotot tajam penuh amarah. Patung Kumbakarna Laga yang menjadi simbol keberanian ini kemudian menjelma menjadi salah satu objek foto favorit bagi para pengunjung Kebun Raya Bali.

6. Patung Catur Muka

Patung Catur Muka, photo by I Kadek Tobbi Dipayana Ariyasa _31

Berdiri kokoh di seberang kantor Wali Kota Denpasar, patung ini benar-benar mampu mencuri perhatian. Selain berada di lokasi strategis, Patung Catur Muka dikelilingi oleh air mancur yang menambah daya tariknya sebagai spot foto populer bagi wisatawan maupun warga lokal. Patung setinggi sembilan meter ini didirikan pada tahun 1973 oleh seniman ternama asal Ubud, I Gusti Nyoman Lempad. 

Patung Catur Muka memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari patung Bali terpopuler lain, yaitu desainnya yang unik dengan empat wajah yang masing-masing menghadap ke arah mata angin utama, yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Menariknya, masing-masing dari wajah tersebut menggambarkan Dewa Brahma dalam empat karakteristik yang berbeda. 

Wajah yang menghadap timur disebut Sanghyang Iswara, ia melambangkan kebijaksanaan. Sementara yang menghadap barat adalah Sanghyang Mahadewa dengan cerminan simbol kasih sayang. Lalu ada wajah Sanghyang Wisnu yang menghadap ke utara, itu melambangkan sucinya jiwa manusia. Terakhir, wajah selatan sebagai Sanghyang Brahma yang membawa ketentraman.

7. Patung Dewa Ruci

Patung Dewa Ruci, photo by 발리Hulk

Bagi kamu yang pernah mengunjungi Bali, mungkin sudah sering melihat patung besar nan gagah di perempatan jalan saat menuju beberapa lokasi populer seperti Kuta, Denpasar, Nusa Dua, atau Sanur yang satu ini. Itulah Patung Dewa Ruci yang telah didirikan sejak tahun 1996. Dibuat dari material utama berupa beton, patung ini bukan sekadar monumen biasa, tetapi menyimpan cerita penuh makna tentang kepahlawanan dan pencarian jati diri.

Patung Dewa Ruci mengisahkan perjalanan heroik Bima dari kisah Mahabharata yang tengah mencari tirtha amertha atau air kehidupan di dasar samudera. Dalam perjalanannya itu, Bima menghadapi Naga Neburwana yang mencoba menghalangi misinya, namun berhasil dikalahkan berkat kekuatan dan keteguhan hati Bima. Hingga ia kemudian bertemu dengan sosok kecil bernama Dewa Ruci, yang merupakan sebuah perwujudan dirinya sendiri yang memberikan arti mendalam tentang jati diri. Patung ini juga dilengkapi elemen yang memperkuat nuansa petualangan Bima di tengah laut, seperti Patung Naga Baruna, Dewa Ruci, gelombang air, dan air mancur. 

8. Patung Bayi Sakah

Patung Bayi Sakah, photo by budayabali.com

Di persimpangan Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Gianyar, berdiri sebuah patung Bali terpopuler yang dikenal dengan nama Patung Bayi Sakah. Patung ini memperlihatkan seorang bayi yang tengah duduk bersila dengan tinggi mencapai 6 meter. Dikenal juga dengan nama Patung Brahma Lelare, patung ini merupakan perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa saat masih berbentuk bayi, yang sekaligus melambangkan alur kehidupan manusia.

Patung Bayi Sakah dibangun pada tahun 1990 oleh seniman lokal, I Ketut Sugata, yang berasal dari Desa Kramas di Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, bersama timnya. Dengan desain yang melambangkan penyatuan ajaran Siwa dan Buddha, Patung Brahma Lelare ini dipercaya memiliki kekuatan sakral, sehingga banyak warga yang datang berdoa di sini, khususnya untuk memohon keturunan.

Sebagai tempat suci, patung ini juga memiliki perayaan hari jadi khusus yang bernama piodalan. Biasanya diadakan setiap 10 hari setelah Kuningan, yaitu pada Selasa, Anggara Kliwon, dan Wuku Medangsia. Piodalan ini dikelola oleh warga Banjar Adat Blahtanah, Desa Batuan Kaler, sehingga tempat ini semakin istimewa bagi masyarakat sekitar. 

9. Patung I Gusti Ngurah Rai

Patung I Gusti Ngurah Rai, photo by Bang Ramdhani

Monumen I Gusti Ngurah Rai didirikan sebagai bentuk penghormatan untuk sang pahlawan nasional, I Gusti Ngurah Rai, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Bali. Ia dikenal atas keberaniannya dalam memimpin Pasukan Berani Mati “Ciung Wanara” saat melawan penjajah Belanda dalam Pertempuran Margarana di tahun 1946. Beliau pun gugur ketika mempertaruhkan perjuangan tersebut pada bulan November 1946 di dekat desa Marga, Bali Tengah. Patung ini terletak di kawasan Tuban, dekat jalan utama yang mengarah ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, sehingga sering menjadi pemandangan yang terlihat oleh wisatawan yang baru saja tiba atau hendak meninggalkan Bali. 

10. Patung Dewi Danu

Patung Dewi Danu, photo by Yogi

Salah satu daerah Bali yang terkenal, Kintamani, ternyata menyimpan keindahan berupa gugusan patung yang tampak mengapung di tepi Danau Batur. Bangunannya yang mencolok dengan warna kuning keemasan bahkan sudah bisa kamu lihat dari kejauhan, seolah mengundang setiap mata untuk melihat patung Bali terpopuler ini lebih dekat. Ini merupakan Patung Dewi Danu yang memiliki tinggi hingga 15 meter, menjadikannya sebagai Patung Dewi Danu terbesar dan tertinggi di Indonesia oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). 

Patung ini dibangun dengan semangat gotong royong warga Desa Songan bersama 14 pematung lainnya yang diketuai oleh I Gede Wibawa, seorang pematung asal Penyaringan, Jembrana. Menariknya, untuk membawa material bangunan ke lokasi patung, para warga saling bahu-membahu dengan cara mengangkutnya dari tepi danau menggunakan rakit yang kemudian ditarik oleh perahu. Sebuah usaha yang benar-benar kompak dan penuh kebersamaan. 

Proses pembangunannya sendiri memakan waktu sekitar satu tahun lebih dua bulan. Tak hanya itu, Patung Dewi Danu juga dilengkapi dengan patung-patung lain yang semakin memperindah tampilannya, seperti patung ksatria, dayang-dayang, hingga patung pembawa kendi. Ada kisah unik tersendiri di balik pembuatan patung ini. Pasalnya, sang pematung, I Gede Wibawa, sempat bermimpi untuk membuatkan kendaraan bagi Dewi Danu berupa naga dan ikan mujair sebagai simbol dari Danau Batur. Hasilnya, berdirilah patung megah ini yang dijadikan sebagai ikon seni dan religi bagi masyarakat setempat.

Demikian sepuluh patung Bali terpopuler yang kaya akan nilai dan sejarah. Mengunjungi deretan monumen tadi bukan tidak bisa memberikan wawasan budaya, tetapi juga pengalaman yang mengesankan. Nah, jika kamu sedang mencari penginapan nyaman selama berwisata di Bali, saatnya untuk pertimbangkan Cove sebagai pilihan teratas. Cove memiliki berbagai properti di titik-titik strategis di Bali yang sudah dilengkapi fasilitas lengkap dan sistem keamanan terjaga sehingga kamu bisa langsung merasa seperti di rumah. Harga menginap mulai dari Rp200 ribu per malam. Yuk, segera kunjungi laman penginapan Cove di Bali untuk lakukan sekarang juga, dan nikmati pengalaman menginap yang tak terlupakan!