10 Keunikan Desa di Bali yang Wajib Kamu Ketahui!
Keunikan desa di Bali memang tidak ada habisnya. Hal ini mengingat Bali masih kental akan kebudayaan dan tradisi dari nenek moyang terdahulu. Bahkan ada pula tradisi yang berasal dari abad ke-11 dan masih dijalankan hingga sekarang.
Tradisi-tradisi yang unik dan sakral ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang sedang liburan di Bali. Tak heran, berbagai desa-desa wisata ini selalu dipadati oleh turis dari dalam maupun luar negeri.
Apa saja keunikan desa di Bali tersebut? Berikut Cove telah merangkum masing-masing keunikannya dalam artikel ini!
Keunikan Desa di Bali
1. Desa Tigawasa
Keunikan desa di Bali yang pertama dimiliki oleh Desa Tigawasa. Desa ini merupakan tempat tinggal masyarakat Bali Mula atau orang Bali asli. Mereka tidak mengenal tradisi Ngaben, sementara prosesi pemakaman dilakukan dengan dibungkus kain batik dan kemudian dikubur.
Tidak hanya terkenal akan kebudayaannya yang unik, Desa Tigawasa juga memiliki pemandangan lanskap alam yang sangat indah. Di sini kamu bisa melihat hamparan area perkebunan dan persawahan hijau yang membentang luas. Jadi, bisa kamu bisa melakukan wisata budaya sekaligus wisata alam.
2. Desa Penglipuran
Saat memasuki Desa Penglipuran, kamu akan disambut pagar berukir yang bertuliskan “Selamat Datang di Desa Wisata Penglipuran” serta patung khas Bali. Kemudian kamu bisa melihat ratusan rumah adat berjajar rapi saat memasukinya. Uniknya lagi, sebagian rumah adat ini terbuat dari bambu yang telah berusia puluhan tahun.
Desa Penglipuran memiliki total 77 pekarangan dengan setiap pekarangan terdiri dari dua rumah adat, dapur tradisional, dan balai sakenem atau tempat upacara. Setiap rumah ini memiliki empat pintu, yaitu pintu akses ke jalan desa, ke tetangga di kanan dan kiri, serta menuju jalan melingkar untuk kendaraan di bagian belakang.
3. Desa Sidetapa
Nama Desa Sidetapa pasti sudah tidak asing lagi di telingamu. Keunikan desa di Bali ini memang sudah terkenal di kalangan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Tak heran, banyak orang berbondong-bondong untuk mengunjunginya.
Desa Sidetapa termasuk salah satu Desa Bali Aga, yaitu desa tradisional tua yang tersebar di daerah pegunungan di Bali. Warga desanya pun juga masih menjaga kebudayaan turun-temurun yang diwariskan nenek moyang mereka. Mulai dari adat-istiadat, sistem sosial, kepercayaan, tradisi bermukim, dan mata pencaharian.
4. Desa Cempaga
Keunikan desa di Bali selanjutnya ada di Desa Cempaga yang masih memiliki tradisi kebudayaan yang kuat. Di desa ini masih banyak warga yang mempraktikkan tarian sakral untuk kegiatan keagamaan, seperti Tari Baris, Tari Pendet, Tari Jangkang, dan Tari Rejang.
Selain itu, pertunjukkan tari dari Bali ini juga bisa ditonton langsung oleh wisatawan, loh. Biasanya para wisatawan akan memadati Desa Cempaga ketika akan dilangsungkan upacara keagamaan atau upacara adat setempat, sehingga mereka bisa menyaksikannya secara langsung.
5. Desa Jatiluwih
Telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2012, Desa Jatiluwih merupakan salah satu desa di Bali yang wajib kamu kunjungi selanjutnya. Desa ini mempraktikkan pengembangan berbasis wisata berkelanjutan.
Tradisi unik yang masih berjalan hingga sekarang di Desa Jatiluwih adalah tradisi terkait pertaniannya. Desa ini menjadi penghasil beras merah yang dalam praktiknya menjunjung nilai Tri Hita Karana dan sesuai aturan adat atau awig-awig. Selain itu, warga desa juga masih mengandalkan pupuk organik dari kotoran hewan.
6. Desa Munggu
Keunikan desa di Bali selanjutnya ada di Desa Munggu yang masih memegang tradisi mekotek. Tradisi membentuk gunung atau piramida dari tongkat panjang ini merupakan tradisi yang dilakukan sebagai simbol kemenangan dan tolak bala.
Selain itu, di Desa Munggu ini kamu juga bisa mencoba menjalankan Tradisi Melukat atau upacara pembersihan diri yang turun-temurun dilaksanakan umat Hindu di Pulau Bali.
7. Desa Trunyan
Selain Desa Tigawasa, terdapat desa lain di Bali yang penduduknya masih termasuk masyarakat Bali Mula atau orang Bali asli. Desa tersebut adalah Desa Trunyan yang terletak di kawasan Danau Batur atau tepatnya sekitar 70 km dari pusat Kota Denpasar.
Salah satu keunikan desa di Bali ini terdapat pada tradisi penguburannya. Di sini warga yang meninggal dunia dikuburkan dengan terlebih dahulu dibungkus kain batik. Selain itu, hanya laki-laki yang boleh masuk ke kuburan desa.
Tak hanya sebagai sebuah tradisi, pengkuburan di Desa Trunyan juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Banyak wisatawan yang berdatangan untuk berfoto bersama tengkorak-tengkorak di wilayah pengkuburan.
8. Desa Bayung Gede
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Udayana, Desa Bayung Gede juga merupakan tempat di mana masyarakat Bali Mula atau Bali asli dan Bali Aga atau Bali keturunan bermukim.
Desa Bayung Gede terletak sekitar 52 km dari pusat Kota Denpasar. Karen letaknya di dataran tinggi Pegunungan Kintamani yang berudara sejuk, penduduk Desa Bayung Gede memiliki mata pencaharian utama sebagai petani jeruk, kopi, dan sayur-sayuran.
Beberapa tradisi unik Desa Bayung Gede yang masih dipertahankan di antaranya yaitu tidak adanya catur kasta ataupun catur warna dan larangan poligami. Akan ada sanksi berupa diberhentikan hak-haknya sebagai warga desa apabila ada yang melanggar tradisi ini.
9. Desa Tenganan
Desa Tenganan merupakan desa yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Desa ini dikenal masih memegang awig-awig atau aturan adat yang kuat di kalangan masyarakat. Misalnya adalah masih mempertahankan rumah dan tradisi yang ditinggalkan nenek moyang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Udayana, awig-awig yang ada di desa ini sudah ada sejak abad ke-11 yang kemudian diperbarui pada tahun 1842. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Desa Tenganan ini?
10. Desa Kaliasem
Desa Kaliasem merupakan desa yang terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Keunikan desa di Bali ini terdapat pada adanya Tradisi Sampi Gerumbungan atau perlombaan sapi yang dilakukan dengan merias sapi agar terlihat lebih cantik dan indah.
Tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak zaman dahulu di mana mayoritas penduduk bekerja sebagai petani yang mengandalkan sapi untuk membajak sawah mereka. Sementara perlombaan menghias sapi ini sendiri dilakukan setahun sekali oleh Pemkab Buleleng. Jadi, jika kamu ingin melihatnya secara langsung, pastikan datang di saat yang tepat ya.
Itulah sederet keunikan desa di Bali yang yang masih bisa kamu temui hingga sekarang. Meskipun sudah memasuki masa modern, tetapi Bali tetaplah Bali yang masih menjaga tradisi turun-temurunnya.