Ini Lho Perbedaan MRT dan LRT, Jangan Sampai Salah

Ini Lho Perbedaan MRT dan LRT, Jangan Sampai Salah
Perbedaan MRT dan LRT, photo by Media Indonesia

Semakin banyak orang yang menggunakan transportasi umum akan semakin bagus. Apalagi dalam mobilitas harian seperti bekerja, MRT dan LRT ialah moda transportasi umum Jakarta yang cukup populer di kalangan young professional dan beroperasi di titik strategis kota. Meski bentuknya sama-sama berjalan di atas rel, tetapi keduanya berbeda, loh! Terdapat beberapa perbedaan MRT dan LRT apabila kamu perhatikan dengan seksama. Buat tau lebih lengkapnya, berikut Cove bahas mengenai sejarah serta perbedaan mrt dan lrt.

Sejarah MRT dan LRT di Indonesia

Sejarah MRT dan LRT di Indonesia, photo by LRT Jakarta

Kilas balik transportasi umum di Indonesia pada 10 tahun lalu bisa dikatakan masih kurang layak. Sampai-sampai jarang sekali masyarakat yang mau naik transportasi umum dan lebih memilih untuk menggunakan transportasi pribadi seperti motor atau mobil. Namun, saat ini pembangunan infrastruktur khususnya di transportasi umum semakin digencarkan, khususnya di Ibukota. Tak heran kalau semakin banyak pengguna transportasi umum di Indonesia.

Di Jakarta, kamu bisa menemukan kemudahan akses menggunakan Commuter Line (KRL) dan Transjakarta. Gak cuma itu, kini kamu bisa menggunakan MRT dan LRT sebagai pilihan transportasi dengan waktu tempuh yang lebih singkat dan pastinya terintegrasi.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan MRT dan LRT, ketahui dulu sejarahnya sampai bisa dibuat di Indonesia. Moda Raya Terpadu (MRT) merupakan sistem transportasi angkutan cepat yang mulai beroperasi pada tahun 2019, menjadikan MRT sebagai sarana transportasi terpadu pertama di Indonesia. MRT ini beroperasi sepanjang 16 km dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Bundaran HI atau dikenal dengan rute fase 1. Dengan total 10 km jalur layang dan 6 km jalur layang. Saat ini MRT Jakarta masih melakukan pengembangan rute fase 2 yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus - Stasiun Kota.

Sejarah MRT juga berkaitan dengan salah satu moda transportasi serupa, yakni Light Rail Transit (LRT). LRT merupakan lintas rel terpadu yang dibangun di kawasan Jakarta. Dengan rute perjalanan cukup singkat, yakni sepanjang 5,6 km dengan 6 stasiun di dalamnya. Proyek LRT kemudian semakin berkembang hingga dibangun LRT Jabodebek yang akan melintasi 18 stasiun agar lebih memudahkan masyarakat untuk commuting di area Jabodebek.

5 Perbedaan MRT dan LRT

Setelah mengetahui bagaimana sejarah dari MRT dan LRT di Indonesia, supaya kamu nggak bingung langsung aja, deh, Cove bahas mengenai perbedaan MRT dan LRT sebagai moda transportasi terpadu yang ada di Jakarta. Check this out!


MRT

LRT

Jumlah Stasiun

13 Stasiun

6 Stasiun

Rute

Lebak Bulus - Bundaran HI

Pegangsaan Dua - Velodrome

Kecepatan

110 km/jam

90 km/jam

Jumlah Gerbong

6 Gerbong

2 - 4 Gerbong

Kapasitas

600 penumpang

2000 penumpang

Sumber Listrik

Aliran Listrik Atas

Aliran Listrik Bawah

Tarif

Rp3.000 - Rp14.000

Flat Rp5.000


Jumlah Stasiun dan Rute

Jumlah Stasiun dan Rute, photo by Tempo

Perbedaan MRT dan LRT yang paling mencolok adalah rutenya. Saat ini, MRT Jakarta melayani rute Fase 2 dengan jumlah 13 stasiun di dalamnya. Rute Fase 1 ini melayani tujuan Lebak Bulus - Bundaran HI dan Bundaran HI - Lebak Bulus. Adapun, stasiun yang dilewati oleh MRT ialah Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, ASEAN, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Kemudian, di Fase 2 MRT Jakarta akan menambah 9 stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, Mangga Dua, dan Ancol).

Lebih sedikit dibandingkan MRT, untuk wilayah Jakarta LRT hanya memiliki 6 stasiun dengan rute Pegangsaan Dua - Velodrome dan Velodrome - Pegangsaan Dua. Namun, kamu gak perlu khawatir karena sebentar lagi LRT akan memperluas operasionalnya hingga wilayah Jabodebek. Diperkirakan LRT Jabodebek akan resmi beroperasi mulai Juli 2023 mendatang.

Nah, rute mana saja yang dilayani LRT Jabodebek? LRT Jabodebek nantinya akan memiliki 3 lintasan, yakni Cawang - Harjamukti, Cawang - Dukuh Atas, dan Cawang - Jatimulya. Sementara itu, total stasiun yang dilewati oleh LRT Jabodebek ada 18. Di antaranya, Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.

Kecepatan dan Waktu Tempuh

Kecepatan dan Waktu Tempuh MRT dan LRT, photo by Bisnis Ekonomi

Kecepatan MRT dan LRT tidak jauh berbeda. MRT yang bergerak di jalur layang maupun bawah tanah punya kecepatan hingga 110 km/jam. Gak heran kalau MRT mampu membawa penumpangnya dari Stasiun Lebak Bulus - Stasiun Bundaran HI hanya dalam waktu 30 menit dan jarak antar kedatangan kereta (headway) selama 10 menit. Tentu akan lebih menghemat waktu dibandingkan kamu menggunakan kendaraan pribadi dengan waktu tempuh 45 menit - 1 jam.

LRT sendiri berjalan dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam. Melansir situs LRT Jakarta, dengan kecepatan tersebut waktu tempuh antar stasiun LRT hanya 1,5 menit - 2 menit. Untuk melewati 6 stasiun LRT di Jakarta, kamu cuma butuh waktu 13 menit - 15 menit aja, kok! Lebih efektif dan anti capek dibandingkan harus menerjang kemacetan kota Jakarta. Buat headway dari LRT sama seperti MRT, yakni setiap 10 menit sekali.

Jumlah Gerbong dan Kapasitas

Jumlah Gerbong dan Kapasitas, photo by VOI

Perbedaan MRT dan LRT dapat kamu lihat dari jumlah gerbong serta kapasitasnya. LRT memiliki jumlah gerbong dan kapasitas yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan MRT. Biasanya gerbong LRT hanya 2 - 4 dengan kapasitas 135 penumpang per rangkaian. Dalam kondisi padat, LRT bisa menampung maksimal 600 penumpang sekali jalan. Berbeda dengan MRT dengan jumlah gerbong 6, kapasitas maksimal sekali angkut penumpang mencapai 2000 orang.

Sumber Listrik

Sumber Listrik MRT dan LRT, photo by Kompas

Kamu mungkin pernah melihat rangkaian tiang listrik yang terbentang sepanjang jalur rel kereta baik MRT atau KRL. Yap, listrik tersebut menjadi sumber energi agar MRT bisa jalan. Sumber daya listrik MRT berada tepat di atas kereta. Hal ini berbeda dengan LRT yang notabenenya terlihat lebih clean karena memiliki sumber listrik yang mengalir dari bawah.

Tarif

Tarif MRT dan LRT, photo by Indigo

Perbedaan tarif pasti jadi hal yang kamu tunggu-tunggu kan? Perhitungan keduanya cukup berbeda. Untuk saat ini, LRT Jakarta menerapkan tarif flat sebesar Rp5.000 baik jarak jauh maupun dekat. Sementara itu, tarif MRT Jakarta bervariasi tergantung seberapa banyak stasiun yang akan kamu lewati. Tarifnya mulai dari Rp3.000 hingga maksimal Rp14.000, supaya lebih hemat kamu bisa gunakan kartu Jaklingko untuk mendapatkan benefit tarif transportasi terintegrasi maksimal Rp10.000 dalam sekali perjalanan menggunakan Transjakarta, MRT, LRT, dan Mikrotrans. Dengan begitu, kamu bisa lebih hemat, deh!

Sudah tau kan perbedaan dari MRT dan LRT? Nah, kamu sudah tidak perlu bingung lagi sekarang. Jangan lupa juga untuk menggunakan transportasi umum ya supaya bisa mengurangi kemacetan dan polusi di Jakarta!