Nyepi di Bali: Ini 5 Aturan yang Wajib Diketahui Turis!
Nyepi di Bali menjadi salah satu experience yang dicari oleh banyak turis. Sebab, pengalaman merasakan ketenangan dan kesakralan Hari Raya Nyepi tidak bisa didapatkan di tempat lain selain di Pulau Dewata ini.
Hari raya Nyepi adalah salah satu hari besar umat Hindu yang dirayakan setiap pergantian tahun baru Saka. Selama pelaksanaan Hari Raya Nyepi, umat HIndu dilarang melakukan beberapa aktivitas. Momen ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi diri dan memohon kepada Sang Hyang Widhi untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Hari raya Nyepi akan diperingati pada bulan kesepuluh atau disebut juga bulan kedasa. Hari raya Nyepi dilaksanakan sehari setelah bulan baru kesembilan. Biasanya ini terjadi pada bulan Maret atau April di kalender Masehi. Berdasarkan kepercayaan umat Hindu, hari pertama bulan kesepuluh adalah hari yang suci untuk memulai kehidupan di awal tahun baru Saka.
Rangkaian Adat pada Hari Raya Nyepi
Hari raya Nyepi memiliki beberapa rangkaian acara yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Berikut ini adalah beberapa rangkaian adat dalam perayaan Nyepi.
- Upacara Melasti/Melis, yaitu upacara untuk menyucikan pratima atau sarana dan alat-alat upacara. Umat Hindu akan mengarak alat-alat itu ke danau, sungai, atau laut. Pratima sendiri adalah simbol dari Dewa yang dipakai sebagai alat untuk menyembah Sang Hyang Widhi Wasa.
- Upacara Pengrupukan/Tawur Kesanga/Tawur Agung adalah upacara untuk menjaga keseimbangan alam semesta dan manusia dari gangguan sosok jahat yang sering menggoda manusia bernama Bhuta Kala. Dalam upacara ini, masyarakat akan memberikan sesajen caru serta mengarak ogoh-ogoh. Arak-arakan ini pun diakhiri dengan pembakaran ogoh-ogoh sebagai lambang kebaikan menang melawan kejahatan.
- Pada hari berikutnya, masyarakat Hindu Bali akan merayakan nyepi dengan tidak beraktivitas, tidak bepergian, dan tidak melakukan hal-hal yang mencemarkan badan atau menikmati hiburan. Bahkan selama 24 jam, tidak menyalakan lampu. Puncak Nyepi pun ditutup oleh Ngembak Geni, atau bebas menghidupkan api. Biasanya masyarakat akan saling mengunjungi kerabat dan keluarga untuk saling bermaaf-maafan.
Bagi wisatawan yang sedang liburan di Bali saat Hari Raya Nyepi tetap harus turut mengikuti aturan-aturan adat setempat agar tidak mengganggu kesakralan momen nyepi ini. Untuk itu, berikut Cove telah merangkum aturan-aturan yang harus kamu patuhi saat Nyepi di Bali.
Aturan yang Wajib Diketahui saat Nyepi di Bali
1. Tidak Boleh Berpergian
Seluruh masyarakat yang sedang berada di bali, termasuk wisatawan dilarang untuk melakukan perjalanan dan diminta untuk tetap tinggal di ruumah tanpa melakukan aktivitas apapun. Termasuk menggunakan kendaraan seperti motor, mobil, pesawat, dan kapal. Oleh karena itu saat Hari Raya Nyepi di Bali, seluruh moda transportasi umum berhenti beroperasi.
2. Tidak Membuat Kegaduhan atau Keributan
Saat Nyepi di Bali, masyarakat lokal Bali diminta untuk menjaga keheningan dengan tujuan untuk merenung dan mengintrospeksi diri. Sementara bagi wisatawan yang tengah berlibur juga tidak diperbolehkan membuat kegaduhan yang dapat menggangu kekhidmatan ibadah masyarakat lokal.
3. Tidak Diizinkan Menyalakan Lampu saat Malam Hari
Saat Nyepi, seluruh wilayah Bali akan gelap gulita karena tidak diperbolehkan untuk menyalakan lampu sama sekali. Pada saat seperti ini, langit malam biasanya akan terlihat indah dan kamu bisa memandang bintang-bintang yang gemerlapan.
4. Tidak Diperbolehkan Bekerja
Semua jenis pekerjaan, termasuk perdagangan, tidak boleh dilakukan selama Hari Raya Nyepi di Bali. Oleh karena itu, bagi para wisatawan disarankan untuk mempersiapkan persediaan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lain yang diperlukan selama menyepi.
5. Pecalang akan Berpatroli
Selama pelaksanaan Nyepi di Bali, Pecalang atau petugas dari desa adat akan melakukan patroli untuk memastikan kelancaran pelaksanaan perayaan Nyepi. Untuk itu, penting bagi wisatawan untuk mematuhi seluruh peraturan yang berlaku agar tidak mendapat hukum adat dari Pecalang.
Sementara itu, bagi umat Hindu di Bali terdapat empat pantangan yang dikenal dengan Catur Brata Penyepian yang harus dilaksanakan. Pantangan tersebut meliputi:
- Amati Geni atau dilarang menyalakan api sepanjang hari termasuk api untuk memasak dan lampu untuk penerangan. Sehingga umat Hindu akan melaksanakan puasa dan suasana malam hari akan gelap gulita.
- Amati Karya atau dilarang bekerja atau berkegiatan fisik. Sebagai gantinya, umat Hindu diharapkan untuk melaksanakan tapa, brata, yoga, dan samadhi untuk introspeksi diri dan merenung.
- Amati Lelanguan atau dilarang berekreasi atau mencari hiburan yang bertujuan untuk bersenang-senang. Momen Nyepi di Bali ini diharapkan menjadi sarana introspeksi diri.
- Amati Lalungan atau dilarang berpergian dan melakukan perjalanan ke luar rumah. Hal ini seiring dengan makna brata Nyepi yaitu melakukan perjalanan ke dalam diri untuk introspeksi dan memperbaiki diri.
Nah, itu lah aturan selama perayaan Nyepi di Bali yang wajib diketahui oleh seluruh wisatawan yang hendak berlibur ke Pulau Dewata. Perlu diingat jika selama perayaan Nyepi, seluruh akses internet, data selular, televisi, dan radio juga akan dimatikan. Biasanya penonaktifan akan dilangsungkan mulai pukul 06.00 WITA hingga 06.00 WITA di keesokan harinya.
Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencoba experience bagaimana Hari Raya Nyepi di Bali? Jika iya, maka kamu harus segera merencanakan dan menghitung budget liburan yang akan kamu keluarkan nantinya. Jika tidak, bisa-bisa kamu akan overspending, loh!
Bagi kamu yang mencari tempat tinggal di Bali yang strategis dan dekat kemana saja agar bisa menikmati setiap perayaan menarik masyarakat Hindu, tidak perlu khawatir. Cove memiliki banyak pilihan kost di Bali dengan fasilitas lengkap dan design kekinian yang cocok untuk anak-anak muda.