7 Upacara Adat Bali yang Penuh Makna dan Bisa Dihadiri Wisatawan
Terdapat berbagai macam upacara adat di Bali yang menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi orang-orang yang ingin belajar budaya Bali lebih dalam. Hal ini tidak terlepas dari mayoritas penduduk Bali yang beragama Hindu dan masih menjunjung tinggi adat-istiadat.
Jika kamu salah satunya yang ingin mengetahui dan menyaksikan langsung bagaimana upacara adat Bali dilaksanakan, berikut adalah sederet upacara yang juga bisa dihadiri oleh wisatawan. Yuk, baca sampai habis dalam artikel ini!
Upacara Adat Bali
1. Upacara Saraswati
Upacara Adat Bali pertama yang sangat populer dan bisa disaksikan langsung oleh wisatawan adalah Upacara Saraswati. Upacara ini dilakukan umat Hindu untuk memuja Dewi Saraswati yang merupakan Dewi Ilmu Pengetahuan dan diyakini akan membawa ilmu pengetahuan ini hingga ke bumi yang membuat manusia menjadi semakin cerdas dan terpelajar.
Semua hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, seperti buku-buku dan kitab-kitab akan didoakan selama upacara berlangsung. Selain itu, di rangkaian upacara adat ini juga terdapat pementasan tari dan pembacaan cerita sampai semalam suntuk.
2. Upacara Melasti
Pasti kamu sudah sering mendengar Upacara Melasti, bukan? Upacara ini juga tak kalah populer di kalangan wisatawan dan digelar secara rutin setiap tahunnya. Biasanya upacara ini dilaksanakan tiga hari menjelang hari raya Nyepi dengan tujuan untuk menyucikan diri bagi umat Hindu di Bali.
Upacara Melasti dilaksanakan dengan mengunjungi sejumlah sumber air suci seperti mata air atau laut, di mana diyakini tersimpan mata air keabadian. Saat upacara berlangsung, Pemangku Hindu akan memercikkan air suci ke kepala setiap orang yang hadir. Hal ini dipercaya akan meluruhkan kotoran dan berbagai hal buruk di dalam tubuh sehingga jiwa dan raga suci kembali.
3. Upacara Mesuryak
Upacara Mesuryak merupakan salah satu upacara adat Bali yang dilaksanakan dengan penuh rasa suka-cita dengan suasana yang sangat meriah. Upacara ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali, yakni tepatnya pada Hari Raya Kuningan atau 10 hari setelah Galungan di Desa Bongan, Kabupaten Tabanan.
Upacara Mesuryak dilaksanakan dengan tujuan untuk membekali leluhur yang turun pada Hari Raya Galungan agar kembali ke alam surga dengan damai dan tenang. Bekal ini berupa sesajen yang salah satu isinya berupa uang.
Dilakukannya Upacara Mesuryak ini juga merupakan bentuk balas budi dan timbal balik berupa saling melindungi keturunan yang masih hidup di bumi dan memberikan kedamaian bagi seluruh keluarga yang ada.
4. Upacara Ngurek
Upacara Ngurek menjadi salah satu upacara adat Bali yang tidak boleh kamu lewatkan saat berkesempatan untuk liburan di sana, nih. Pasalnya, upacara ini cukup ekstrem dan sangat menarik untuk disaksikan.
Ngurek berasal dari kata ‘urek’ yang berarti melubangi atau menusuk. Sementara, Upacara Ngurek dilaksanakan dengan mengundang roh leluhur untuk memasuki badan orang-orang yang telah ditunjuk. Orang-orang yang telah kerasukan akan langsung menancapkan senjata berupa keris pada bagian tubuh di atas pusar, seperti dada, dahi, bahu, leher, alis, dan mata.
Meskipun keris ditancapkan dan ditekan sekuat tenaga secara berulang-ulang, tidak ada satupun pengurek yang terluka atau tergores. Sebab, roh para leluhur ini lah yang menjaga mereka agar kebal dan tidak mempan saat terkena senjata.
5. Mekare-Kare
Mekare-Kare merupakan upacara adat Bali yang diselenggarakan oleh masyarakat Tenganan, Karangasem. Upacara ini terbilang cukup uni karena yang berpartisipasi di dalamnya hanya para pria saja. Mereka akan menunjukkan keterampilan dan keberanian masing-masing melalui sebuah pertarungan.
Dalam pertarungan tersebut, para peserta berupaya semaksimal mungkin untuk meraih kemenangan. Mereka biasanya menggunakan senjata berupa daun pandan berduri tajam. Setiap peserta hanya dibekali dengan satu helai daun pandan dan sebuah perisai sebagai alat pelindung. Upacara ini digelar setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra, yang dikenal sebagai dewa perang dalam ajaran Hindu. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?
6. Upacara Omed-Omedan
Upacara adat Bali selanjutnya yang tak kalah unik adalah Upacara Omed-Omedan. Upacara ini biasanya dilaksanakan setelah Hari Raya Nyepi dan diawali dengan kegiatan sembahyang bersama di pura. Kemudian, para pemuda dan pemudi yang berusia 18-30 tahun dan belum menikah akan berhadap-hadapan. Mereka yang maju akan disiram dengan air dan saling bertarung yang selanjutnya akan diakhiri ketika mereka saling berciuman.
Upacara ini sudah ada sejak puluhan tahun, loh. Hingga sekarang masyarakat Bali masih terus mempertahankannya, terutama di daerah Banjar Kaja, Sesetan, dan Denpasar.
7. Upacara Ngaben
Siapa yang tidak tahu Upacara Ngaben? Upacara pembakaran jenazah ini menjadi upacara paling populer di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Upacara ini dilaksanakan sebagai bentuk penyempurnaan jenazah yang meninggal.
Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Ngaben Asti Wedana, Ngaben Sawa Wedana, dan Swasta. Upacara yang paling sering dilakukan adalah Ngaben Asti Wedana. Dalam upacara ini, jenazah sebelumnya telah dikubur, sehingga hanya tulang-belulangnya saja yang akan melalui proses pembakaran. Namun, upacara Ngaben ini tidak selalu diselenggarakan karena biaya yang diperlukan untuk melaksanakannya cukup besar.
Itulah sederet upacara adat Bali yang bisa kamu hadiri jika kamu sedang liburan di Bali. Namun perlu diingat saat kamu menghadiri upacara-upacara tersebut, pastikan untuk selalu berlaku sopan dan menghargai masyarakat yang tengah melakukan upacara, ya.
Jika kamu sudah memiliki rencana untuk berlibur ke Pulau Dewata, ada baiknya juga untuk segera memilih penginapan di Bali yang nyaman dan dengan harga terjangkau mulai dari Rp200 ribuan saja. Pasalnya, kenyamanan tempat tinggal menjadi salah satu faktor penting ketika kamu tengah berlibur. Jadi, segera cek Cove sekarang!