Slow Living: Definisi, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
Slow living merupakan istilah yang saat ini sangat ramai dibicarakan. Katanya, ini adalah cara hidup yang bisa menenangkan. Gaya hidup yang direkomendasikan untuk semua kalangan, terutama para pekerja yang sibuk hampir setiap saat.
Namun ternyata ada juga yang kurang mendukung gaya hidup slow living. Mereka beranggapan justru gaya hidup ini membuat kita tidak memiliki ambisi. Jadi, sebenarnya bagaimana konsep gaya hidup slow living ini? Apakah benar justru membuat kita malas dan tidak memiliki ambisi? Simak penjelasannya di bawah ini!
Definisi Slow Living
Slow living adalah salah satu mindset menjalani gaya hidup yang lebih santai dan sederhana, namun tetap bermakna. Daripada berusaha mencapai sesuatu dengan cepat, gaya hidup slow living lebih mendorong untuk fokus kepada masa kini, diri sendiri, dan kualitas hubungan dengan orang-orang di sekitar.
Slow living meyakini bahwa bukan hanya kecepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, tetapi juga keseluruhan upaya dalam mencapai tujuan hidup yang tepat tanpa perlu terburu-buru. Dengan kata lain, slow living adalah gaya hidup tanpa mode "autopilot" yang selalu dilakukan karena tuntutan pekerjaan dan kesibukan kita yang padat. Mematikan mode autopilot ini maksudnya berhenti dari rutinitas yang tidak perlu lagi berpikir.
Sering kali orang-orang membuat banyak to do list dalam sehari agar bisa dianggap produktif. Bahkan sering pula berlomba mencapai sesuatu berdasarkan standar masyarakat. Membanding-bandingkan dengan orang lain pun kerap mempengaruhi.
Padahal, dengan menyibukkan diri banyak kegiatan bukan berarti produktif. Mengejar impian berdasarkan standar orang lain pun belum tentu membawa pada kebahagiaan.
Manfaat Slow Living
Gaya hidup slow living bisa membuat keberhasilan tidak diukur hanya dari keberhasilan karier. Namun sebaliknya, kehidupan pribadi akan menjadi prioritas. Hal tersebut menurut Log Off Movement.
Keadaan seperti ini tentu sangat baik untuk kesehatan kita. Kesibukan akan membuat tubuh menjadi lelah dan mudah depresi. Rasa cemas pun akan selalu menghantui.
Dengan gaya hidup slow living, orang-orang akan memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk keluarga dan teman. Mereka juga akan memprioritaskan hubungan yang bermakna lebih dalam di antara rekan kerjanya di kantor.
Sementara untuk lingkungan, gaya hidup slow living akan membuat orang-orang mempunyai waktu luang untuk menikmati alam. Ada waktu lebih untuk memperhatikan dan menjaga keadaan ekosistem alam.
Secara garis besar, ada lima manfaat yang didapatkan dari gaya hidup slow living, antara lain sebagai berikut.
1. Hidup Menjadi Lebih Bermakna
Slow living bukan berarti bermalas-malasan. Tetapi mencoba memprioritaskan nilai penting dalam hidup. Kamu dapat menemukan value dasar yang membuat hidup menjadi lebih baik. Kamu bisa memilih mana yang harus dikerjakan lebih dulu dan yang bisa ditunda. Semua aktivitas ada di posisi yang tepat dan memberikan makna dalam kehidupan.
2. Menjadi Lebih Baik
Slow living membuat kamu secara perlahan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika kamu menemukan hal yang penting dalam hidup, hal ini sebenarnya proses untuk menjadi lebih baik.
3. Mengurangi Tekanan
Rasa khawatir dalam hidup adalah musuh utama bagi setiap orang. Keadaan media sosial yang menjadi tempat untuk pamer kian memperparah rasa insecure dalam diri. Jika kamu berkomitmen untuk tidak peduli pada pencapaian orang lain, dengan cara mengapresiasi yang kamu capai sekecil apa pun itu. Rasa insecure pun akan berkurang.
4. Lebih Produktif dan Kreatif
Ketika ada banyak sekali orang berlomba-lomba menunjukkan kemampuan mereka dalam mengerjakan beberapa hal sekaligus, padahal kenyataannya multitasking itu justru menurunkan produktivitas hingga 40%. Justru dengan slow living, kamu bisa lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu sehingga lebih cepat selesai.
5. Relasi dan Kedekatan Semakin Menguat
Kesibukan akan membuat kamu tidak bisa berkomunikasi dengan kerabat dan keluarga. Padahal seharusnya kamu bisa meluangkan waktu untuk mengobrol, mendengarkan, dan hadir ketika dibutuhkan. Alasan penerapan slow living bisa membantu kamu memiliki waktu untuk mereka sehingga kedekatan semakin kuat.
Contoh Penerapan Slow Living
Agar kamu lebih memahami gaya hidup slow living, berikut ini adalah contoh penerapan slow living atau gaya hidup yang lebih santai dalam menjalani keseharian.
Kurangi Pemakaian Ponsel dan Perangkat Elektronik Lain
Dengan mengurangi screen time, bisa membantu kamu berpikir merefleksikan hari-hari yang telah dilewati. Kamu bisa mencoba menjauhkan perangkat elektronik setelah selesai bekerja dan melakukan hal lain yang lebih bermakna.
Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
MEluangkan waktu untuk diri sendiri bisa membuat kamu lebih menghargai kehidupan. Kamu bisa melakukan hal-hal yang ingin dituju. Kamu juga bisa mendefinisikan kesuksesan yang sebenarnya diinginkan.
Nikmati Waktu di Pagi Hari
Kalau selama ini kamu sibuk oleh berbagai pekerjaan, coba untuk bangun lebih pagi dan nikmati waktu yang ada. Nikmati waktu pagi untuk diri sendiri bisa membuat hati kamu lebih tenang dan nyaman, sehingga hari akan dijalankan dengan riang.
Membuang Barang yang Tidak Perlu
Terakhir, barang-barang yang tidak lagi kamu pakai namun bisa disimpan, sebaiknya dibuang. Memiliki barang yang sedikit justru membantu kamu untuk lebih fokus pada hal-hal yang penting.
Itulah penjelasan mengenai konsep gaya hidup slow living. Kelihatannya memang sederhana dan mudah. Namun ternyata cukup sulit dilakukan karena kebiasaan lama akan sulit diubah. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba gaya hidup slow living ini untuk mendapat kualitas hidup yang lebih baik.